INOVASI BPTPH JAWA BARAT
1. MESIN PENYIANG GULMA PADI SAWAH (AKOBETOR)
Oleh: Kuswana, SP dan POPT BPTPH Provinsi Jabar
Tahun : 2015
Tujuan Pemanfaatan Mesin Penyiang Gulma (Akobetor) yaitu membersihkan gulma yang menjadi pesaing hidup bagi tanaman pokok, waktu yang diperlukan untuk melakukan penyiangan menjadi lebih efektif, menanggulangi kurangnya tenaga kerja penyiang gulma/perambet padi sawah, lahan usaha tani terjaga kesuburannya. Alat AKOBETOR yang dikembangkan saat ini belum memperoleh Hak CIPTA/PATEN sebagai upaya perlindungan hak atas kekayaan intelektual bagi penemunya.
2. RUMAH BURUNG HANTU
Oleh : HIKMAT SUMANTRI, SP dan POPT BPTPH Provinsi Jabar
Tahun : 2017
Upaya Pemanfaatan burung Tyto Alba sebagai pengendali tikus pada lahan usaha tani dan upaya pelestariannya. Rubuha ditempatkan di lahan usaha tani (sawah/kebun) dengan memperhatikan kesesuaian habitat Tyto alba. Salah satu contoh keberhasilan konservasi musuh alami (Tyto alba) untuk mengendalikan OPT tikus terjadi di Desa Kundangwangi Kecamatan Ujung jaya dimana kecamatan tersebut merupakan daerah sumber serangan tikus. Kegiatan Pembuatan Rubuha diusulkan kembali pada Kegiatan Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI APBN TA. 2019 sebanyak 50 unit.
3. SISTEM MANAJEMEN PENGENDALIAN OPT LALAT BUAH SKALA KAWASAN (SIMPOK)
Oleh : Ir. Wahid Sarifudin, M.M. Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
Tahun : 2019
Sistem Manajemen Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Skala Kawasan (SIMPOK) merupakan inovasi gerakan pengendalian OPT lalat buah berbasis kawasan, terstruktur, sistematis, masif, dilakukan secara kontinyu, pendampingan oleh POPT dan PPL, monitoring secara berkala, serta dilengkapi “Sistem Informasi Monitoring OPT Lalat Buah Skala Kawasan” berbasis andoid, untuk menjawab keluhan petani karena serangan lalat buah pada komoditas mangga Gedong Gincu sangat tinggi, mencapai 30- 40 %, sehingga sangat mempengaruhi pendapatan petani yang hidup dari agribisnis buah mangga. SISTEM MANAJEMEN PENGENDALIAN OPT LALAT BUAH SKALA KAWASAN (SIMPOK), pada Bulan November tahun 2020 telah berhasil mendapatkan sertifikat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Selain itu, SISTEM MANAJEMEN PENGENDALIAN OPT LALAT BUAH SKALA KAWASAN (SIMPOK) pada tahun 2019, mendapatkan Penghargaan Anugerah Inovasi Jawa Barat untuk Juara ke-3 dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
4. PENGENDALIAN TIKUS SAWAH DENGAN MENGGUNAKAN MOL TIKUS (MOL KURSO)
Oleh: Sendi Selpiansah dan THL TB POPT BPTPH Provinsi Jabar
Tahun : 2019
Mol kusro merupakan mol yang terbuat dari bangkai tikus dan buah bintaro, Bangkai tikus digunakan dengan asumsi jika ada tikus yang mati maka ada hal yang membahayakan jadi tikus tidak akan memasuki wilayah tersebut. Buah bintaro digunakan karena memiliki senyawa toksik Penggunaan bangkai tikus dan buah bintaro merupakan perlakuan combo yaitu senyawa repelent dan toksik. MOL KUSRO telah menerima penghargaan IGA AWARD (Inovation Government Award) tanggal 9 Oktober 2019
5. PEMANFAATAN AIR LIMBAH TAHU UNTUK MEDIA PERBANYAKAN AGENS PENGENDALI
HAYATI (BAKTERI SUBTILIS)
Oleh : Bubun Sugandi, SP., MP dan Fungsional POPT BPTPH Provinsi Jabar
Tahun : 2019
Pemanfaatan air limbah tahu untuk media perbanyakan agen pengendali hayati sebagai penganti media EKG. Tersedianya bahan pengendali penyakit layu yang epektif, murah dan ramah lingkungan Tersedianya bahan pengendali penyakit layu yang efektip, murah dan ramah lingkungan, Pemanfaatan limbah menjadi produk yang bernilai ekonomi. Mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah proses pembuatan tahu.
6. ALAT PENANGKAR CURAH HUJAN CORONG 14
Oleh: Zenden Zaenudin dan Fungsional POPT BPTPH Provinsi Jabar
Tahun : 2019
Sebagai pendeteksi besarnya air hujan berfungsi untuk mengumpulkan data air hujan dalam menyuplai air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman Keberadaan alat ini merupakan metode pendekatan dalam menyiasati terjadinya perubahan musim. Metode kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan data curah hujan yang tertampung pada alat penakar sederhana menggunakan corong diameter 14 cm. Data curah hujan selanjutnya dianalisis regresi sebagai upaya kalibrasi dan dibandingkan dengan hasil penakaran curah hujan dari stasiun penakar curah hujan. Melalui pemanfaatan ini para petani atau kelompok tani bersama-sama petugas lapangan (PPL dan POPT) diharapkan dapat menerapkan pola tanam yang tepat sesuai dengan kondisi iklim setempat.
7. DISEMINASI ALAT FERMENTASI BAHAN RAMUAN ORGANIK (SI MASBRO)
Oleh: Aang Suarsa dan Fungsional POPT BPTPH Provinsi Jabar
Tahun : 2020
Mempercepat proses dekomposisi sisa-sisa tanaman yang banyak mengandung lignin dan selulosa. Untuk meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah. Penggunaan Fermentasi bahan organik dimaksudkan untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik terutama sisa tanama berkayu, limbah rumah tangga maupun limbah kandang ternak untuk melakukan desinfektasi bahan kompos sehingga pupuk organik atau kompos yang dihasilkan bebas dari mikroorganisme pathogen, ektoparasit, biji gulma dan tidak berbau busuk. Fermentasi bahan organik mengandung koloni mikroorganisme yang difiksasi dari alam berupa fungi dan bakteri. Koloni mikroorganisme tersebut meliputi koloni mikroorganisme selulolitik, amilolitik, lignolitik, dan mikroorganisme nitrogen fiksasi non simbiotik.
8. SIAP OPA JABAR
Oleh : Ajat Sudrajat SP.,M. Si Kepala BPTPH Provinsi Jawa Barat
Tahun : 2020
Dalam rangka peningkatan kualitas data pelaporan OPT pada tanaman pangan di Jawa Barat, telah dibuat aplikasi berbasis teknologi android sebagai aplikasi yang mendukung terhadap pelaksanaan kegiatan pelaporan OPT yang bertujuan untuk mendapatkan hasil pelaporan pengamatan OPT secara akurat, tepat dan cepat. Sistem Informasi pelaporan Perkembangan OPT tanaman pangan dan permohonan bantuan pestisida berbasis digitalisasi dapat digunakan secara optimal dan efektif oleh POPT di seluruh Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.